Kekristenan bukanlah ajaran yang dikemas dan dipertontonkan indah dengan realita kemakmuran, kesuksesan, hidup bahagia, jauh dari kusutnya persoalan hidup. Kekristenan sejati menuntut terwujudnya sebuah Nilai yang lebih besar dari apa yang seharusnya kita terima.
Dapatkah kekristenan kembali menyatakan semangatnya untuk memberi, berkorban, melayani dengan investasi yg paling besar selama kita hidup.?
Dapatkah kekristenan kembali menyatakan semangatnya untuk memberi, berkorban, melayani dengan investasi yg paling besar selama kita hidup.?
Apa yg harus kita kerjakan bagi lahirnya suatu perubahan hidup yg radikal itu?
Zakheus
19:1 Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. 19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. 19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. 19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. 19:5Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." 19:6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.19:7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa. " 19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat. " 19:9 Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. 19:10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. "1. Kemauan berjumpa Yesus menjadi kebutuhan yg mengalahkan segalanya
19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. 19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. 19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
Kekayaan, pangkat dan ketenaran terbukti tidak dapat menutup semua rongga kebutuhan manusia. Zakheus bukanlah sekadar seorang pemungut cukai biasa seperti Lewi (Matius), dia adalah seorang“kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang sangat kaya” (Luk 19:2). Seorang pemungut cukai yang disebut telônès dalam bahasa Yunani, adalah seorang berkebangsaan Yahudi yang mengabdi kepada penjajah Romawi. mereka adalah agen yg membeli otoritas memungut pajak atas orang Yahudi dengan cara dimark up setinggi langit. karena profesinya ini:
Sekalipun demikian, ia sangat kagum dengan Yesus dari Nazaret. Bagaimana mungkin orang sederhana anak tukang kayu namun memiliki kemampuan melakukan banyak perkara besar melebihi kekayaan dan status sosialnya. Karena alasan itulah ia penasaran dan ingin sekali berjumpa dengan Yesus.
Dalam upayanya untuk berjumpa dengan Tuhan Yesus, ia menghadapi banyak kendala. Karena antusias orang banyak yg mengerumuni Yesus sedang postur tubuhnya pendek, menyebabkan ia sangat sulit untuk melihat Yesus dari dekat. Menariknya, walaupun dalam hal berusaha untuk tidak mendapatkan kekayaan ia tidak menjadi putus asa, ia terus mencari cara dengan berlarian mendahului orang banyak sambil mencari cara yg memungkinkan dapat melihat Yesus.
Lukas 19:4 mencatat ia memanjat pohon ara melihat Yesus.
ya....bang Zakeus ini..nuu.ekat...je
apa kata dunia.........................................
seorang milyader...kepala departemen pajak....orang beken, seorang yg sangat disegani, dihormati bahkan ditakuti banyak orang, koq mau repot-repot naik keatas pohon ara HANYA untuk alasan melihat Yesus! ......terserah saja apa kata dunia (Zakheus balik menjawab)
19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. 19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. 19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
Kekayaan, pangkat dan ketenaran terbukti tidak dapat menutup semua rongga kebutuhan manusia. Zakheus bukanlah sekadar seorang pemungut cukai biasa seperti Lewi (Matius), dia adalah seorang“kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang sangat kaya” (Luk 19:2). Seorang pemungut cukai yang disebut telônès dalam bahasa Yunani, adalah seorang berkebangsaan Yahudi yang mengabdi kepada penjajah Romawi. mereka adalah agen yg membeli otoritas memungut pajak atas orang Yahudi dengan cara dimark up setinggi langit. karena profesinya ini:
- ia dianggap telah menindas bangsanya sendiri.
- ia dihina dan disamakan dengan orang berdosa dalam masyarakat Yahudi, karena menjadi antek penjajah yang nota bene adalah bangsa kafir.
- ia diberi sangsi sosial sebagai kelompok orang yang kotor dan najis oleh orang Yahudi yang setia melaksanakan Hukum Taurat.
Sekalipun demikian, ia sangat kagum dengan Yesus dari Nazaret. Bagaimana mungkin orang sederhana anak tukang kayu namun memiliki kemampuan melakukan banyak perkara besar melebihi kekayaan dan status sosialnya. Karena alasan itulah ia penasaran dan ingin sekali berjumpa dengan Yesus.
Dalam upayanya untuk berjumpa dengan Tuhan Yesus, ia menghadapi banyak kendala. Karena antusias orang banyak yg mengerumuni Yesus sedang postur tubuhnya pendek, menyebabkan ia sangat sulit untuk melihat Yesus dari dekat. Menariknya, walaupun dalam hal berusaha untuk tidak mendapatkan kekayaan ia tidak menjadi putus asa, ia terus mencari cara dengan berlarian mendahului orang banyak sambil mencari cara yg memungkinkan dapat melihat Yesus.
Lukas 19:4 mencatat ia memanjat pohon ara melihat Yesus.
ya....bang Zakeus ini..nuu.ekat...je
apa kata dunia.........................................
seorang milyader...kepala departemen pajak....orang beken, seorang yg sangat disegani, dihormati bahkan ditakuti banyak orang, koq mau repot-repot naik keatas pohon ara HANYA untuk alasan melihat Yesus! ......terserah saja apa kata dunia (Zakheus balik menjawab)
- Secara nyata, ia berani menyatakan pengobanan
- Ia berani keluar dari zona kenyamanan
- Ia tidak menolak bersusah payah untuk hanya mengejar & melihat Yesus
Aplikasi:
Untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, yg dibutuhkan hanya percaya saja. Kalau mau mengikut Dia, persiapkan harga yg dibayar. Namun untuk dapat melayani Tuhan, kita harus menyerahkan segalanya...!!
Dalam upaya untuk dapat berjumpa dengan Tuhan kita disentak oleh Zakheus: orang yg tidak belajar teologia, bukan aktivis gereja bahkan bukan seorang hamba Tuhan. Namun sangat bersemangat ingin berjumpa dengan Tuhan. Ia rela BERLARI....MENGEJAR... TIDAK KENAL LELAH....TIDAK GAMPANG MENYERAH., diolok orang........
Betapa ironinya, melihat realita gereja masa kini: usaha kita dalam berurusan dengan Tuhan, sejujurnya sering dikombinasi dengan ambisi yg sarat dengan alasan mendapat sesuatu dari Tuhan. Sehingga daya tahan yg dibangun dalam kekristenan adalah kekuatan dalam menerima berkat Tuhan saja. Namun lemah untuk melayani....kurung jujur dalam mengabdi.....sedikit dalam memberi....kurang bertenaga dalam menyembah, gampang menyerah menghadapi persoalan!!!!
Bagaimana perubahan besar dapat terjadi jika kita tidak mau NGOTOT dalam mencari Tuhan?
Mengapa energi ekstra hanya kita kembangkan hanya untuk perkara dunia yg sementara saja?
2. Perjumpaan dengan Yesus mengubah segalanya
Perhatikanlah bahwa semua usaha pencarian Tuhan diberi sambutan yg makin progresif !
- Tuhan Yesus melihat keatas: memperhatikan secara personal
- Tuhan Yesus mengundang Zakheus untuk turun : bertatap muka menjumpai diriNya
- Tuhan Yesus mau menumpang dirumah Zakheus: komunikasi aktif
- Tuhan Yesus memberi anugerah keselamatan bagi sekeluarga Zakeus
Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita
- Ia menuruti perintah Tuhan Yesus
- Ia menerima Tuhan Yesus dengan sukacita
- ia yg tidak pernah memikirkan orang miskin sebelumnya, tiba-tiba ia punya kemampuan untuk rela menyerahkan separuh kekayaan untuk orang miskin.
- Ia yg biasanya memeras orang lain, kini bersedia mengembalikan hasil pemerasan dengan bunga 400%, praktis ia menjadi orang sangat sederhana atau miskin.
- bahkan nama Zakheus (Zakhayos) dalam bahasa Yunani dari kata Zakkay dalam bahasa Ibrani, yang berarti ‘bersih’ atau ‘tidak bersalah’ dan biasanya digunakan sejajar dengan kata saddiq yang berarti ‘benar’.
- Zakheus adalah “Si Bersih yang Kotor-Najis”. oleh karena perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi dikembalikan namanya dari Si Kotor-Najis menjadi Si Bersih sejati.
Perjumpaan hidup secara personal dengan Tuhan Yesus itulah yg menjadi titik balik berubahnya Zakheus secara total
Pada akhir kisah, Zakheus memang berjalan di jalan Tuhan yang benar.
Pada akhir kisah, Zakheus memang berjalan di jalan Tuhan yang benar.
selalu dibutuhkan keberanian tindakan extra, berani keluar dari zona nyaman
Aplikasi:
Mereka yg sungguh dijamah Tuhan tampak dari perubahan hidupnya,
- dari orang yg menerima berubah menjadi pemberi
- dari dilayani berubah menjadi melayani
- dari orang kotor menjadi orang bersih
Realitas berbicara sendiri tanpa kita terjemahkan dengan gaya bahasa atau tinjauan filosofisnya... realitas menunjukkan siapa diri kita, ia tidak pernah memihak siapapun kita.
Apa bukti kerja pelayanan kita? tercermin dari seberapa kuat kita menjadi agen keselamatan jiwa bagi orang lain. inilah prioritas & fokus kerja kita
Jauhlah kiranya kita dari perdebatan sekular: sudah jadi pendeta besar atau pendeta kecil, sudah melayani di kota atau masih terdampar didesa, fasilitasnya gedung gereja atau rumah kontrakan, kendaraannya masih sepeda kumbang atau BMW. ini semua tidak ngefek pada perubahan jiwa orang lain.
Benarkah kita sudah berjumpa secara pribadi dengan Tuhan?
Perubahan mental secara radikal dari mereka yg berjumpa Tuhan :
Pastilah mentalitasnya adalah mental PEMBERI bukan mental MENERIMA SAJA
memberikan semuanya...memberikan yg paling baik..
Jadilah hamba Tuhan yg bermentalkan Zakheus yg melayani...memberi...memberkati
Mau hadapi perubahan besar dari Tuhan?
Beranilah keluar dari zona nyaman!!! GBU
by.Haris Subagiyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar